Kamis, 30 Agustus 2012

ARSITEKTUR+CHAOS

" KETIDAK-ATURAN" atau lebih tepatnya kompleksitas alam telah lama menjadi misteri bagi sains klasik.

Tetapi pada tahun 1970-an, beberapa ilmuwan di Amerika Serikat dan Eropa mulai mengemukankan solusi dari "ketidak-aturan'ini. Para matematikawan, fisikawan, kimiawan dan ahli biologi mencoba mencari hubungan jenis iregulasitas ini.

Para ahli fisiologi menemukan aturan mencengangkan dari ketidak-aturan yang berkembang dalam jantung manusia yang menjadi penyebab utama kematian mendadak.

Para pakar ekologi memetakan pola perkembangan dan kemunduran populasi tertentu. Para ekonom mulai mencoba menganalisis data pasar modal dan merumuskan hukum yang ada di balik fluktuasi kompleks ini.

Satu dekade berikutnya ditandai dengan populasitas ilmu Chaos yang mendasari segala analisa atau kompleksitas yang dikembangkan oleh ilmuwan ini.
Badan-badan pemerintahan yang menangani perekonomian, intelijen, militer di beberapa negara mulai mengalokasi dana yang besar untuk penelitian Chaos ini.

Universitas-universitas utama di dunia mulai membentuk departemen-departemen khusus yang meneliti dan mengembangkan sains non-linear ini. Didukung oleh tehnologi komputer, gambar-gambar menakjupkan yang memetakan kecendrungan non-linear yang ada menvisualisasikan struktur indah di balik kompleksitas ini.

Setelah dipopulerkan, Chaos kelihatan ada dimana-mana. Asap dari rokok yang membentuk tiang asap dan secara liar, pola terbang seekor burung merpati, pola perubahan cuaca, pola pengelompokan mobil yang melaju di jalan tol, dan fenomena lainnya menjadi manifestasi dari Chaos.

Realisasi ilmu ini mulai mengubah cara pandang para eksekutif bisnis dalam mengambil kebijakan, cara para astronom memandang sistem tata surya kita dan analisis pada pakar biologi terhadap populasi yang ada. Namun bagaimana dengan ARSITEKTUR ? Bagaimana ilmu ini mengubah cara pandang dan merancang dari ilmu yang terkesan sangat statis ini ?

ARSITEKTUR + CHAOS

SIMPOSIUM Emerging Complexities pada tahun 1997 di Columbia University New York, menginstitusikan upaya yang telah dilakukan pemikir arsitektur dalam mengadaptasikan ilmu Chaos ini ke dalam disiplin arsitektur.

GEOMETRI ALAM

Pemikiran yang dilontarkan pada simposium itu mengemukankan cara pandangbaru terhadap istilah " Geometri ". Struktur dan tehnik geometri yang selama ini diterima luas mulai dipertimbangkan kembali. Geometri dari alam mulai menginspirasi cara bernalar tentang ruang dan bentuk dalam arsitektur.

BEING MENJADI BECOMING

Seperti yang menjadi hakikat ilmu chaos arsitektur ''garda depan" mulai mengubah status disiplin arsitektur tentang "keadaan" kepada " proses ", status " yang ada" ( being ) menjadi "yang menjadi" ( becoming ).

Hasil akhir karya arsitektur tidak lagi menjadi sesuatu yang ditetapkan dari mula, melainkan menjadi efek dari sebuah sistem yang dirancang dengan parameter tertentu.

PROSES NON-LINEAR

Proses perancangan tidak lagi sebagai proses linear dari pengambilan keputusan arsitektual, melainkan menjadi pertemuan kompleksitas parameter-parameter yang saling merangkai secara non-linear.

Walaupun masih tidak dapat dibandingkan dengan sistem kompleksitas yang ada di alam, sistem-sistem yang dicoba untuk ditetapkan dalam arsitektur ini mulai mengubah intensi dan produk akhir dari karya arsitektur.

TOPOLOGY DIEKSPLORASI

Tehnologi digital menjadi instrumen sangat penting dalam merealisasikan pemikiran non-linear ini dalam arsitektur, Bentuk atau sifat geometri dari "topologi" mulai dieksporasi.

Dimulai dari beberapa proyek yang mencerminkan sistem ini dalam tingkat primitif, cara berpikir ini kian mematangkan ke dalam proses produksi yang nyata. Salah satu proyek di antaranya adalah embryological house oleh Gre Lynn. Proyek ini  sistem produksi massal dari rumah rumah yang dapat menghasilkan produk akhir sangat beragam dari artikulasi pemasangan komponen yang produksi.

Proyek Riset MTV Studio dan Global Institute of Topology ( Los Angeles )yang kami kerjakan di Columbia University, juga menghadirkan pola produksi sejenis.
Penganalisaan awal terhadap parameter tingkat produksi dan privat dari program aktivitas proyek ini dipetakan dalam ruang virtual-phase space yang disusun dengan sistem koordinat tiga dimensional.

Proses rancang ini menghasilkan struktur non-linear konstelasi ruang dan program aktivitas bangunan ini. Didukung sistem penganalisaan struktur non-linear lindermeyer system, "lembaran-lembaran" akitvitas ini membentuk "komunitas" ruang-ruang non-linear yang mengaburkan dari program utama proyek ini. Studio MTV dan Institut Global topology.

STRUKTUR ORGANIK

Salah satu proyek terpopuler yang baru selesai di bangun di Jepang, Yokohama Ferry Terminak , karya Foreign Office Archhitects ( FOA )juga menunjukan pola produksi sama. Lembaran topologi yang menghasilkan sistem pengorganisasian unik didukung dengan sistem analisis struktur secara "organik" menghadirkan sebuah karya arsitektur yang meredefinisi ruang dan bentuk 'platonik' yang selama ini dianut banyak arsitek.

Walaupun masih sangat terbatas dalam mendefinisi struktur alam kita ( mengingat dalam hikmat di balik keberadaannya ), Ilmu Chaos membuka lembaran baru dalam kemajuan manusia memahami alam ini.

Ilmu yang dalam taraf tertentu memetakan kompleksitas alam ini dengan segala kecendrungan telah membawa angin baru juga dalam disiplin arsitektur.

Perkembangan pemikiran yang telah disertai teknik-teknik produksi baru yang diperkenalkan telah membuka jalan bagi perkembangan baru dalam karya-karya arsitektur.

Arsitektur, seperti disiplin-disiplin lainnya, mulai menggandeng Chaos dalam keberadaannya, dengan menerapkan pola produksi non-linear ini dalam proses perancangannya.

Homo sapiens adalah nama Latin untuk manusia. Homo berarti " memiliki kesamaan " atau mirip-serupa", sapiens berarti "kebijaksanna".

Nama untuk manusia bahwa semua manusia itu memiliki pengetahuan dan kebijaksanaan yang sama sampai kapan pun dan dimana pun. Melalui ketidak-sadaran kolektif ( alam bawah sadar ) menurut Dr. Carl Jung, seorang ahli ilmu jiwa dari Swiss di awal abad ke 20.

Jika ada kesamaan kebijakan antara kita dengan nenek moyang primitif kita, itu terletak pada  kesejajaran antara keperccayaan " Naluriah " dari zaman purbakala dalam pemahaman tentang Chaologi ( Ilmu ketidak-teraturan  ) dengan Chaologi zaman modern.

Ketidak-teraturan ini bukan ketidak-teraturan seperti mitos penciptaan saja, tetapi pada masa modern, ketidak-teraturan dapat terjadi dalam kehidupan sehari-hari, seperti kemacetan , rumah atau kantor dengan tata ruang yang berantakan,  lalu-lintas, management perusahaan, keuangan dll.

Ingat ! Chaos selalu terjadi dalam kehidupan kita, oleh karena itu perlu menciptakan keteraturan menurut hukum-hukum alam ( TAO ) yang berlaku sebagaimana dari tujuan penerapan Feng Shui.

Ketidak-teraturan ini yang kecil dapat mengakibatkan kekacauan, sekalipun kekacauan yang dapat diduga.
Ketidak-teraturan yang kecil inilah yang kelak dapat saja berakhir sebagai  terkurasanya atau kekurangan "CHI" atau daya tahan tubuh, proses penuaan yang lebih cepat dan penyakit degeneratif yang menentukan nasip hidup penghuninya.

PARADIGMA BARU ARSITEKTUR FENG SHUI (  ARCHIGEOTEC )

Menjaga keseimbangan melalui Arsitektur Feng Shui atau Archigeotec di antara energi-energi Chi yang sedang bekerja ( interaksi ) di dalam tubuh Penghuni  sebuah rumah atau bangunan dengan Arsitektur lingkungan eksterior atau interior adalah tugas "PENCEGAHAN" dari penerapan Arsitektur Feng Shui ( Archigeotec ).

Dari sini dapat disimpulkan bagaimana tanggung jawab sebuah karya arsitektur yang diberikan sang arsitek terhadap perjalanan hidup kliennya kelak setelah tinggal dalam hasil rangcangannya.  Baik dari segi Kesehatan, Keberuntungan, Keturunan, dan Kepandaiannya ?.

Memperbaiki ketidak seimbangan adalah tugas para " PENYEMBUHAN " . Untuk itu kita memerlukan pemahaman Arsitektur Feng Shui secara mendalam dari susdut pandang Ilmiah atau modern sebagai paradigma baru dalam dunia arsitektur modern.

Ini adalah pandangan dari orang kuno dan harus menjadi pandangan dari homo sapiens modern.__Sekarang keita sebut Tranformasi

Chaology disebut "Efek Kupu-Kupu"

Batasan antara 'kekacauan dan keteraturan' adalah sangat tipis lebih tipis dari yang  pernah kita bayangkan  ketika ilmu pengetahuan kekacauan ( Chaology ) yang baru ditemukan.

Contoh, Edward Lorenz, seorang ahli metereologi dari Institut Tekonologi Massachusetts memberikan ceramah tentang kekacauan dengan judul " Apakah kibasan seekor sayap kupu-kupu di Brazil memulai angin taufan Tornado di Texas ? "

Yang dimaksud dengan paradoks ini adalah , bahwa kekacauan sembarangan pun dapat diramalkan karena kekacauan itu sendiri mengatus dirinya sendiri, yang kelihatan memantulkan semua proses kehidupan.

Molekul yang sedang beraksi membentuk pola dan bentukan-bentukan yang teratur dengan indah, salah satu susunan pola ini adalah " Fractal ", sebuah pola yang diciptakan oleh Benoit Mandelbrot dari laboratorium penelitian komputer IBM di Amerika Serikat.

Fractal adalah bentuk yang dibagi dan dibagi lagi ke dalam replika-replika dari bentuk itu sendiri dan berada di sekeliling kita, di alam semesta ini.

Kol, bawang merah, kembang kol, pohon, aliran sungai, aktivitas molekul dalam sel hidup dan susunan saraf manusia, semua adalah contoh dari Fractal.

Jika hal yang tak terduga digambarkan dengan menggunakan matematik yang rumit, terbentuk sebuah gambaran komputer yang memiliki tiga bentuk sayap  dan diberi nama : The Strange Attractor ( Si penarik yang aneh ).Ini adalah Fractal.

Seberapa kalipun setiap bagian dari sayap tersebut dibesarkan akan terlihat bahwa mereka terdiri dari replika-replika yang makin kecil dari bentuk sayap semula.

Banyak ahli ilmu pengetahuan yang menyatakan bahwa Chaology, era baru dari penelitian ilmu pengetahuan dapat ditampilkan dengan menggunakan gambaran-gambaran komputer, akan mengubah semua pemikiran kita semula tentang kehidupan dan makhluk hidup.

Akibat dari itu juga akan  mempengaruhi praktek kedokteran dan mungkin akan membawa kita kembali kepada "naluri"  dari orang orang zaman dulu yang menemukan kegaiban dalam hidup dan energi universal.

Mungkin perlu kita renungkan, bahwa seandainya dibalikan, dimana  manusia modern yang hidupnya sangat tergantung dengan tehnologi itu hidup pada zaman purba tanpa tehnologi. Sedangkan nenek moyang kita hidup jaman sekarang yang ada tehnologinya. Mana yang mampu bertahan hidup atau survival ?

Manusia modern akan segera punah, karena tidak menguasai berbagai ilmu purbakala atau pemahaman dan pengusaan kekuatan gaib ( Chi ), sedangkan manusia purba jika hidup sekarang tidak ada masalah dan bahkan semakin survival dan kemudian dapat menyeimbangkan antara tehnologi dengan ilmu purbakala yang mereka kuasai.

Dalam peradaban Timur ( Tiong Kok ) memiliki praktek-praktek untuk mengatasi Chaology sejak zaman dulu sampai sekarang secara konsisten adalah ilmu Tata Letak dan bentuk Feng Shui.

FILOSOFI ARCHIGEOTEC

Simbol Yin-Yang merupakan bukti purbakala tentang refleksi dari gambaran  'Keteraturan atau Harmonis' yang dicari dalam kehidupan nenek moyang kita yang melihat Ketidak-aturan yang terjadi di alam semesta. Sedangkan konsep Fractal itu telah dijabar ke dalam 64 Hexagram I Ching.

Dari gambaran di atas, maka dapat ditarik kesimpulan mengapa kita perlu menerapkan Arsitektur Feng Shui terutama dalam lingkungan hidup kita  seandainya tidak ada Chao ? Disini peran arsitektur modern menjadi penting dan paradigma arsitektur Feng Shui dalam dunia arsitektur tidak dapat diabaikan begitu saja.

Sejarah permulaan arsitektur tidak terlepas dari mata rantai  arsitektur purba yang sarat dengan berbagai filosofis universal meskipun pada arsitek modern mencoba mengabaikannya dengan berbagai karya arsitektur yang artifisial ( tidak naturalistik  ). Ini membuat karya arsitektur seperti sebuah aquarium yang indah.
(Sumber : Yakop S. - Archigiotec)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar